Rabu, 17 September 2014

bantengan,bakso,boso walikan


                                         BANTENGAN


Di Malang juga terdapat “BANTENGAN” kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat malang namun baru sekaranglah “BANTENGAN” lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan. Hal ini sangat perlu mendapat apresiasi dari seluruh masyarakat. Belajar pada pengalaman – pengalaman yang sebelumnya agar tidak diakui oleh pihak – pihak yang kurang bertanggung jawab seperti Reog Ponorogo yang telah diakui oleh negara lain maka patutlah kita melegalkan dimata dunia bahwa ini adalah murni kesenian INDONESIA.
          http://rachmad92.wordpress.com/2010/09/29/ciri-khas-kota-malang/

                                             BAKSO




Bakso Malang merupakan andalan untama wisata kuliner di Malang. Rasa khas bakso dengan aneka ragam pilihan bakso daging beserta kembangannya menjadikan santap makan siang, sarapan, maupun makan malam kamu menjadi nikmat dan lezat. Jangan lupa pula bakso bakar Malang, salah satu variasi makan bakso yang mengasyikkan.
             http://www.malangenterprise.com/2014/02/wisata-kuliner-malang.html

                           BAHASA WALIKAN MALANG

Bahasa Malangan adalah bahasa santai, bahasa gaul dan pergaulan serta bahasa komunikatif yang penuh keakraban. Jadi dalam Osob Kiwalan ada yang walikan yang paten seperti idrek (kerja), oker (rokok dll. Tetapi, ada yang terus berkembang seiring dengan munculnya istilah baru, sesuai dinamika dan logika, terutama yang direct, misal: model menjadi ledom, kuliah menjadi hailuk, gizi menjadi izig dan seterusnya. Untuk Bahasa Malang (Osob Ngalam) bisa mempunyai dua kelompok. Pertama, bahasa Jawa Timur yang khas, yang banyak dituturkan oleh orang Malang, bisa saja di daerah lain tidak lazim. Misal: wanyik (dia), ebes (ayah/ibu). Kedua, memakai bahasa khas Malang tetapi daerah lain juga mengenal, misal: yoopo (bagaimana): juga dikenal di Jawa Timur Tengah ke Timur-Utara, sedangkan yang ke arah Barat dan Selatan cenderung memakai kata piye atau pripun. Boso Malang, cenderung memakai akhiran a. Wis ngalup a? budal a? daerah lain ada yang cenderung memakai budal ta, budal yo, budal kah? atau budal yo! budal ya! 
      osobngalam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar